Yayasan AL-Hasra Rilis Berita

Jangan Denial, Traveling Lebih Seru Dari Pacaran!

21 May 2025

Humas

49


Sobat Al-Hasra, siapa sih yang gak pernah denger larangan pacaran di sekolah? Biasanya alasannya selalu soal agama, atau aturan sekolah. Tapi hari ini, MinRa gak mau bahas dari sisi itu. Yuk, kita ngobrol dari sudut yang lebih realistis—apa sih yang sebenarnya terjadi kalau kamu pacaran di usia sekolah?

Pertama, pacaran itu bisa nyita waktu dan pikiran. Banyak siswa jadi kurang fokus, prestasi turun, bahkan hubungan dengan keluarga dan sahabat ikut renggang. Belum lagi energi yang habis buat mikirin drama hubungan yang nggak ada habisnya. Kedua, secara emosional juga bikin gampang capek. Cemburu, overthinking, dan ribut-ribut kecil sering banget muncul dan mengganggu ketenangan kamu. Ketiga, kalau putus cinta? Wah, itu bukan cuma soal sedih. Tapi bisa bikin kamu kehilangan arah, malas sekolah, bahkan kehilangan motivasi buat meraih mimpi. Keempat, banyak banget yang akhirnya terjebak di hubungan toxic. Yang satu terlalu ngatur, yang lain gak punya ruang buat berkembang. Padahal masa sekolah itu waktunya kamu kenal diri sendiri, bukan kehilangan diri demi orang lain.

Tapi MinRa juga paham kok, suka sama orang itu hal yang wajar. Suka itu manusiawi. Tapi daripada buru-buru pacaran, kenapa gak dibawa dalam doa dulu? Kadang perasaan itu hadir bukan untuk memiliki, tapi untuk memantaskan diri. Kita bisa sayang, bisa kagum, tapi tetap tahu batas. Karena sesungguhnya, makna cinta nggak selalu soal memiliki, tapi cukup memandang dari jauh dan mendoakan diam-diam. Dalam diam pun, perasaan bisa tetap indah, kok.

Toh, kalau niatmu baik, gak perlu buru-buru diikat status. Fokus memperbaiki diri, fokus ke tujuan hidup, dan biarkan semesta bekerja dengan caranya sendiri. Kalau kamu takut kesepian, tenang! Ada banyak cara yang lebih sehat dan seru buat ngisi ruang kosong di hati kamu. Coba deh hal-hal baru yang antimainstream tapi bermakna, misalnya:

1. Trekking / Hiking
Biar tahu rasanya capek yang sehat, bukan capek mikirin orang yang bahkan nggak mikirin kamu balik. Hiking bisa bantu kamu lepas dari overthinking dan reconnect sama diri sendiri.

2. Climbing / Panjat Tebing
Belajar fokus dan gak gampang nyerah itu penting. Naik tebing aja butuh strategi, apalagi naik kelas. Panjat tebing ngajarin kamu ketahanan fisik dan mental tanpa drama.

3. Paralayang (Paragliding)
Kadang kamu butuh lihat dunia dari atas biar sadar, masalah kamu nggak sebesar itu. Terbang di udara bantu kamu dapat sudut pandang baru tentang hidup, tentang cinta juga mungkin.

4. Rafting / Arung Jeram
Hidup itu kayak arus sungai: deras, penuh tantangan. Tapi lebih seru kalau bareng tim yang solid, bukan hubungan yang nyeret kamu ke bawah. Rafting melatih kerja sama dan kontrol emosi.

5. Volunteering di komunitas sosial atau lingkungan
Ternyata menyenangkan juga lho, jadi penting buat orang lain tanpa harus punya status pacar. Bantu orang lain bikin hati kamu lebih penuh daripada sekadar nunggu chat masuk.

6. Belajar self-defense (muay thai, silat, taekwondo)
Daripada sibuk ngejaga perasaan orang, kenapa nggak belajar jaga diri sendiri dulu? Self-defense bikin kamu lebih kuat dan percaya diri secara fisik dan emosional.

7. Ikut komunitas fotografi / videografi outdoor
Dunia ini indah kok, asal kamu tahu cara memandangnya. Fotografi bantu kamu fokus ke hal-hal kecil yang sering terlupakan gara-gara sibuk mikirin dia.

8. Membuat proyek kreatif (zine, podcast, vlog edukatif)

Perasaanmu valid, dan bisa jadi karya. Daripada curhat di status, kenapa gak bikin karya yang bisa menginspirasi banyak orang?

9. Ikut event lari alam (trail run)
Lari dari kenyataan nggak akan menyelesaikan apa-apa. Tapi lari beneran bisa bikin kamu lebih sehat dan semangat. Trail run juga ngajarin kamu untuk konsisten dan nggak gampang nyerah.

10. Camping & survival training
Kadang, kamu baru tahu kuatnya diri sendiri pas lagi jauh dari kenyamanan. Camping bikin kamu mandiri, belajar kerja sama, dan tahu cara bertahan tanpa drama.

11. Bertani urban (urban farming)
Tanam benih, rawat tiap hari, dan lihat tumbuh pelan-pelan, kayak kamu yang lagi tumbuh jadi versi terbaik dirimu. Urban farming ngajarin kamu tentang kesabaran dan ketekunan.

12. Ikut komunitas astronomi atau observasi langit malam
Kalau kamu lihat bintang, kamu akan sadar: cinta bukan satu-satunya hal indah di dunia ini. Observasi langit bikin kamu lebih reflektif dan tenang.

13. Naik sepeda lintas kota / bikepacking
Capek di jalan jauh lebih menyenangkan daripada capek hati gara-gara hubungan nggak sehat. Bikepacking bikin kamu belajar ngatur waktu, energi, dan rencana hidup.

14. Bergabung di komunitas kreatif (teater, mural, musik jalanan)
Kamu bisa tetap ekspresif tanpa harus ngasih semua emosimu ke satu orang. Komunitas kreatif bantu kamu nemuin pelampiasan sehat buat rasa sayang yang belum tersalurkan.

15. Mendaki sambil bawa misi sosial (donasi, edukasi, dll)
Kalau bisa naik gunung sambil bantu orang lain, kenapa harus turun level demi hubungan yang ngerugiin? Kegiatan ini ngajarin kamu bahwa “cinta” juga bisa diwujudkan lewat aksi nyata.

16. Ikut open trip ke luar kota/pulau
Ketemu orang baru bukan buat cari ganti, tapi buat belajar bahwa dunia itu luas. Tapi ingat ya, kalau kamu masih di bawah umur, wajib izin orang tua dan pilih destinasi yang aman serta dekat.

MinRa percaya, support system itu bukan cuma soal pacar. Tapi tentang orang-orang dan aktivitas yang bikin kamu tumbuh jadi versi terbaik dari dirimu sendiri. Jadi, yuk Sobat Al-Hasra, jangan buru-buru pacaran dulu! Hidup masih panjang, dan banyak hal menakjubkan di luar sana yang nunggu untuk kamu jelajahi!

Rilis

Berita