Yayasan AL-Hasra Rilis Berita

Pancasila Bukan Hanya Diingat, Tapi Dihidupkan Setiap Hari

26 May 2025

Humas

38

Di setiap peringatan hari besar nasional, kita kerap mendengar nama “Pancasila” disebut dalam pidato atau upacara. Tapi, pernahkah kita benar-benar merenungi maknanya? Apakah Pancasila hanya sebatas simbol seremonial, atau justru bisa jadi panduan hidup yang nyata dan relevan, khususnya di lingkungan sekolah? 

Di tengah dunia yang makin cepat berubah, teknologi yang berkembang, informasi yang datang bertubi-tubi, dan interaksi yang semakin digital, Pancasila tetap punya tempat. Bukan sebagai dokumen kuno, tapi sebagai kompas moral yang membimbing kita di setiap langkah. 

Berikut cara sederhana, namun bermakna, untuk menerapkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sekolah yang modern: 

1. Ketuhanan yang Maha Esa: Belajar Saling Menghargai Pilihan Spiritual 
Di era media sosial, semua orang bisa bebas menunjukkan keyakinannya. Tapi jangan sampai kebebasan itu berubah jadi ajang saling menilai. Di sekolah, kita bisa mulai dengan hal-hal kecil: menghargai teman yang ingin beribadah, tidak mengganggu saat ada waktu salat, dan tidak membuat lelucon soal kepercayaan. Ketuhanan bukan hanya tentang hubungan dengan Tuhan, tapi juga tentang bagaimana kita menghargai sesama manusia yang berbeda. 

2. Kemanusiaan yang Adil dan Beradab: Empati Itu Keren 
Kemanusiaan itu bukan sekadar slogan, ia hidup lewat tindakan. Saat melihat teman yang murung, kita bisa menyapa. Saat ada yang tertinggal tugas karena masalah di rumah, coba beri ruang dan dukungan, bukan penghakiman. Bahkan di dunia maya, kita bisa menerapkan ini: tidak menyebar gosip, tidak komen jahat, dan tidak ikut-ikutan menyindir di story. Empati dan adab adalah dua hal yang tidak akan pernah ketinggalan zaman. 

3. Persatuan Indonesia: Berbeda Itu Bukan Halangan, Justru Kekuatan 
Kita lahir dari keberagaman. Ada yang suka K-Pop, ada yang suka sepak bola. Ada yang berasal dari berbagai daerah, bahasa, dan budaya. Tapi di sekolah, semua itu menyatu dalam satu nama: siswa. Mari jaga kebersamaan bukan hanya saat lomba 17-an, tapi juga dalam tugas kelompok, organisasi, dan saat menghadapi masalah bersama. Kita kuat karena kita berbeda, dan kita hebat karena bisa bersatu. 

4. Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan Perwakilan: Suara Semua Orang Berarti 
Punya pendapat itu penting, tapi mendengarkan juga tidak kalah penting. Dalam diskusi OSIS, rapat kelas, bahkan polling di grup, coba dengarkan suara teman-teman yang biasanya diam. Jangan menyepelekan pendapat orang lain, apalagi cuma karena “nggak populer.” Demokrasi dimulai dari ruang kelas, dan setiap kita punya peran untuk menjaganya tetap sehat dan bijak. 

5. Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia: Dimulai dari Hal Sederhana 
Keadilan tidak selalu tentang hal besar. Membagi waktu belajar bersama teman yang kesulitan, tidak membeda-bedakan teman berdasarkan nilai, gaya berpakaian, atau latar belakang ekonomi—itu juga keadilan. Di kantin, kita bisa belajar berbagi. Di kelas, kita bisa belajar memberi kesempatan yang sama kepada semua orang untuk berkembang. 

Pancasila bukan barang lama yang kita simpan di rak sejarah. Ia adalah gaya hidup yang bisa diterapkan di lingkungan sekolah—tempat kita belajar jadi manusia seutuhnya. Dalam dunia yang serba cepat dan digital, nilai-nilai seperti toleransi, keadilan, dan gotong royong justru semakin penting. 

Tidak harus menunggu momen besar untuk menjalankan Pancasila. Mulai dari senyuman yang tulus, mendengarkan dengan hati, atau bersikap adil dalam tugas kelompok—semua itu sudah bentuk nyata dari pengamalan Pancasila. Jadi, yuk buktikan bahwa Pancasila bukan hanya ada di buku pelajaran, tapi juga di hati dan tindakan kita setiap hari! 

Rilis

Berita